+6289-689-450-466

Jumat, 30 Oktober 2015

5 Latihan Ini Membantu Anda Menjadi Fotografer Yang Lebih Jago

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Banyak orang bilang, practice makes perfect, latihan menuntun pada kesempurnaan. Well, kita tidak akan pernah menjadi fotografer sempurna, namun menjadi fotografer yang lebih jago pasti jadi keinginan banyak orang.
Berikut ini jenis latihan yang mudah di kerjakan namun akan membuat anda makin jago memotret:

1. Berlatih Menggunakan Spot Meter

Sistem metering kamera modern memang sangat canggih. Sistem meteringyang paling sering dipakai adalah  evaluative, matrix atau multi-area yang biasanya akan sangat handal dalam kondisi cahaya yang standar. Namun ketika kita dihadapkan pada situasi dengan kondisi sekitar yang amat terang atau amat gelap atau situasi tricky lainnya, sistem metering ini tidak akan bekerja sesuai harapan.
Untuk itulah sebaiknya kita menguasai cara menggunakan spot meter kamera. Dengan makin sering menggunakan spot meter, kita jadi terbiasa dan tahu persis di mana harus meletakkan titik metering untuk subjek tertentu dan kondisi cahaya tertentu. Kita akan tahu bagaimana membaca tone cahaya sebelum menata komposisi foto.
Colour explosion by Sebastiaan Wind on 500px.com

2. Berlatih Membaca Histogram

Semua informasi cahaya pada sebuah foto dapat dilihat dengan cepat lewat histogram. Beruntunglah anda yang memotret dengan kamera mirrorless yang dilengkapi viewfinder elektronik, karena jenis kamera ini bisa disetel untuk menampilkan histogram di viewfinder sehingga bisa tahu histogram foto bahkan sebelum memencet shutter.
Preparation by Charles Huerto on 500px.com
Pada saat menghadapi kondisi cahaya yang cukup sulit, periksalah histogram hasil foto anda. Skala histogram menunjukkan skala cahaya foto, dari paling gelap (brightness = 0, ujung kiri) sampai paling terang (brightness = 255, ujung kanan histogram). Puncak histogram menunjukkan jumlah piksel dengan tingkat terang sesuai skala dan puncak yang tinggi menunjukkan banyak piksel dengan keterangan yang tinggi. Artinya: foto yang sangat gelap akan menunjukkan grafik condong ke kiri sementara foto yang terang akan condong ke kanan. Silakan simak lagi cara membaca histogram foto di sini. Nyalakan juga highlight warning foto di kamera untuk menghindari foto kehilangan detail karena over exposure, simak caranya di sini.

3. Pakailan Lensa Prime Secara Kontinyu

Memakai lensa prime, lensa non zoom yang hanya memiliki satu panjang fokal, membuat kita menjadi lebih kreatif. Kalau selama ini kita tinggal zoom-in atau zoom-out lensa, dengan lensa prime kita harus berjalan medekat atau menjauh untuk memperoleh komposisi yang kita inginkan. Selain harus melewati proses berpikir dan bergerak untuk menyusun komposisi saat memakai lensa prime, kita juga menjadi hafal dengan karakter dan sudut pandang lensa tersebut, sehingga dalam waktu tertentu kita seolah “menyatu” dengan cara pandang lensa. Baca lagi: Apa itu lensa prime? Apa saja kelebihannya?
Lens by Aaron Jenkin on 500px.com

4. Berlatih Menggunakan Manual Mode

 Meskipun mode Aperture dan Shutter Priority sudah cukup handal dalam mayoritas situasi pemotretan, namun menguasai mode manual adalah salah satu penanda kemahiran seorang fotografer. 

X100S by Frank Köhntopp on 500px.com
Selain jadi paham luar dalam dengan mode manual kamera, fungsi utama berlatih menggunakan mode manual adalah memperbaiki kecepatan tangan kita mengubah parameter aperture-shutter speed dan ISO. Butuh latihan dan jam terbang untuk bisa melakukan siklus ini dengan cepat: tangan melakukan metering -> mata melihat metering kamera -> tangan mengubah aperture/shutter.

5. Buat Komitmen Untuk Mengunggah Foto Setiap Hari

Buatlah komitmen untuk mengunggah satu foto setiap hari, entah ke facebook, twitter, flickr atau instagram. Dengan begitu, kita akan dipacu untuk terus mencari subyek foto yang menarik dan melakukan eksperimen yang belum terpikirkan sebelumnya.
Nah, selamat berlatih.
sumber : belfot.com

0 komentar:

Posting Komentar